Sabtu, September 19, 2015

DOA SELALU DIJAWAB DENGAN TIDAK TERDUGA

Suatu ketika ada kapal tenggelam akibat diterjang badai. Tak ada penumpangnya yang tersisa. Kecuali, satu orang yang berhasil mendapatkan pelampung. Namun nasib baik belum seutuhnya berpihak kepada pria itu. Dia terdampar di sebuah pulau kecil tak berpenghuni. Sendiri, tanpa bekal dan makanan.

Orang itu berdoa pada Alloh minta diselamatkan. Usai berdoa ia pandangi penjuru cakrawala. Berharap ada kapal yang datang. Tapi, tak ada tanda-tanda kapal yang diharapkan tiba. Ia berdoa lagi lebih khusyu. Kemudian menatap jauh ke laut lepas. Tidak ada kapal yang datang. Sekali lagi pria itu berdoa, tetapi tidak ada juga kapal yang diharapkan.

Ya, pulau tempatnya terdampar terlalu terpencil. Hampir tidak ada kapal lewat didekatnya. Akhirnya pria itu berdoa lagi. Ia telah lelah berharap. Lalu, ia menghangatkan badan. Dikumpulkannya pelepah nyiur untuk membuat perapian.

Setelah tubuhnya terasa nyaman, pria itu membuat rumah-rumahan sekedar tempat melepas lelah. Disusunnya semua nyiur dengan cermat agar bangunan itu kokoh dan dapat bertahan lama.

Keesokan harinya, pria malang ini mencari makanan. Dicarinya buah-buahan untuk pengganjal perutnya yang lapar. Semua pelosok dijelajahi hingga kemudian ia kembali ke gubuknya. Namun, ia terkejut. Semuanya telah hangus terbakar, rata dengan tanah, hampir tak bersisa. Gubuk itu terbakar karena pria itu lupa memadamkan perapian.
Asap membumbung tinggi ke angkasa. Hilanglah semua kerja kerasnya semalaman.

Pria itu berteriak marah, "Tuhan, mengapa Engkau lakukan ini padaku. Mengapa? Mengapa?" Teriaknya melengking menyesali nasib.

Tiba-tiba terdengar suara peluit. Tuiittt... tuuitt... ternyata itu suara sebuah kapal yang sedang mendekat. Kapal itu merapat ke pantai. Beberapa orang turun menghampiri pria yang sedang menangisi gubuknya itu. Tentu saja pria itu terkejut.

Bagaimana kalian bisa tahu aku ada disini? tanyanya penuh keheranan. Kami melihat simbol asapmu! jawab salah seorang awak kapal.

Teman, itulah kita. Kita adalah orang yang manja dan pemarah disaat ditimpa musibah. Bahkan, selalu menilai bahwa nestapa yang kita terima adalah penderitaan yang begitu berat dan tak pernah dirasakan oleh siapapun. Itulah sebabnya kenapa kita begitu mudah mengeluh, marah dan bahkan mengumpat.

Teman, tentu sikap itu tidak tepat. Seharusnya, Musibah tidak boleh membuat kita kehilangan hati kita. Allah selalu ada di hati kita, walaupun dalam keadaan yang paling berat sekalipun. Sebab, Tuhan itu tidak tidur. Ia tahu betul kegelisahan dan jeritan hati kita. Dia Maha Pegasih lagi Maha Penyayang. Dan Kasih-NYA selalu datang pada kita. Pada saat dan cara yang tidak disangka-sangka. Hanya saja kita terlalu kerdil untuk memahaminya.
Semoga kita menjadi hamba yang terlindung dari buruk sangka pada Allah.


Sumber: Dari Buku "Kekuatan Cinta"

BOLA MATA IBU

Pada suatu cerita ada seorang Mama hanya punya 1 mata,aku membencinya dia memalukan bagi aku. Dia memasak di SMP tmp aku sekolah untuk biaya hidup kami. Hari itu dia datang ke kelas dan menyapaku.Aku sangat malu,lalu mengacuhkannya dan berlari pergi.
Keesokan harinya, teman2 mengejekku, ingin rasanya aku menghilang. Saat pulang,aku berteriak kepadanya "Kalau kau hanya ingin membuatku jadi bahan tertawaan, kenapa kau tidak mati saja?!" Aku benar2 marah saat itu. 
Aku bertekad keluar dari rumah itu dan tidak berhubungan dengan dia sama sekali. Jadi,aku belajar dgn semangat dan akhirnya mendapat beasiswa belajar di singapura.
Aku menikah,punya anak dan bahagia dgn kehidupanku.  Sampai suatu hari, Mama datang ke singapura untuk menjenguk, saat di dpn pintu, anak2ku melihat dan ketakutan, saat itu juga aku berteriak "Beraninya kau datang ke rumahku, pergi dari sini, kau hanya menakuti anak2!!" Dia terkejut dan menjawab "Maafkan saya, mungkin saya salah alamat" 
Setahun kemudian,datanglah undangan reuni SMP. Aku hadir. Setelah itu, aku sempat melihat 1 rumah, dimana aku tinggal saat itu, hanya ingin tahu dan kata seorang tetangga mama sudah meninggal, aku tidak meneteskan air mata.
Tetanggaku memberikan surat yg Mama ingin aku membacanya. "Anakku tercinta, aku memikirkanmu setiap saat, Maafkan aku saat datang ke singapura dan menakuti anak2mu dan juga maafkan aku membuatmu malu didepan teman2mu dulu.. Semoga kamu mengerti.. Waktu kecil kamu mengalami kecelakaan dan kehilangan 1 mata, sebagai Mama, aku tdk sanggup melihatmu tumbuh dengan 1 mata, jadi aku memberikan milikku.. Aku bahagia karna anakku akan memperlihatkan seluruh dunia untukku dengan mata itu.." Dan seketika itu aku menangis.. 
-With Love Mama From the book LOVE-IN-SILENCE. seorang ibu selalu memberikan yg terbaik untuk anaknya sekalipun dia berada diposisi yg paling terpuruk, ia akan selalu berkorban agar anaknya menjadi seseorang yg sukses utk kedepannya, broadcast BM ini kalau kalian syg sama mama mu

My mom is my hero,Iyou mom

DOA SELALU DI JAWAB

Ada seorang laki-laki yang tinggal di dekat sebuah sungai. Kala itu, bulan-bulan musim penghujan sudah dimulai.

Hampir tidak ada hari tanpa hujan, baik hujan rintik-rintik maupun hujan lebat.

Pada suatu hari terjadi bencana di daerah tersebut. Karena hujan turun deras berkepanjangan, permukaan sungai semakin lama semakin naik, dan akhirnya terjadilah banjir.

Saat itu banjir sudah sampai ketinggian lutut orang dewasa. Daerah tersebut pelan-pelan mulai terisolir. Orang-orang sudah banyak yang mulai mengungsi dari daerah tersebut, takut kalau permukaan air semakin tinggi.

Lain dengan orang-orang yang sudah mulai ribut mengungsi, lelaki tersebut tampak tenang tinggal dirumah. Akhirnya datanglah truk penyelamat berhenti di depan rumah lelaki tersebut.

Pak, cepat masuk ikut truk ini, nggak lama lagi banjir semakin tinggi, teriak salah satu regu penolong ke lelaki tersebut.

Si lelaki menjawab, Tidak, terima kasih, anda terus saja menolong yang lain. Saya pasti akan diselamatkan Tuhan. Saya ini kan sangat rajin berdoa.

Setelah beberapa kali membujuk tidak bisa, akhirnya truk tersebut melanjutkan perjalanan untuk menolong yang lain.

Permukaan air semakin tinggi. Ketinggian mulai mencapai 1.5 meter. Lelaki tersebut masih di rumah, duduk di atas lemari.

Datanglah regu penolong dengan membawa perahu karet dan berhenti di depan rumah lelaki tersebut.

"Pak, cepat kesini, naik perahu ini. Keadan semakin tidak terkendali. Kemungkinan air akan semakin meninggi."

Lagi-lagi laki-laki tersebut berkata, "Terima kasih, tidak usah menolong saya, saya orang yang beriman, saya yakin Tuhan akan selamatkan saya dari keadaan ini."

Dibujuk tetap tidak bisa. Perahu dan regu penolongpun pergi tanpa dapat membawa lelaki tersebut.

Perkiraan banjir semakin besar ternyata menjadi kenyataan. Ketinggian air sudah sedemikian tinggi sehingga air sudah hampir menenggelamkan rumah-rumah di daerah itu. Lelaki itu nampak di atas atap rumahnya sambil terus berdoa.

Datanglah sebuah helikopter dan regu penolong. Regu penolong melihat ada seorang laki-laki duduk di atap rumahnya. Mereka melempar tangga tali dari pesawat. Dari atas terdengar suara dari megaphone (toa), Pak, cepat pegang tali itu dan naiklah kesini.

Tetapi, lagi-lagi laki-laki tersebut menjawab dengan berteriak, "Terima kasih, tapi anda tidak usah menolong saya. Saya orang yang beriman dan rajin berdoa. Tuhan pasti akan menyelamatkan saya."

Ketinggian banjir semakin lama semakin naik, dan akhirnya seluruh rumah di daerah tersebut sudah terendam seluruhnya.

Lalu, bagaimana nasib lelaki tersebut?

Lelaki tersebut akhirnya mati tenggelam.

Di akhirat dia dihadapkan pada Tuhan. Lelaki ini kemudian mulai berbicara bernada protes, Ya Tuhanku, aku selalu berdoa padamu, selalu ingat padamu, tapi kenapa aku tidak engkau selamatkan dari banjir itu?

Tuhan menjawab dengan singkat, "Aku selalu mendengar doa-doamu, untuk itulah aku telah mengirimkan Truk, kemudian perahu dan terakhir pesawat helikopter. Tetapi kenapa kamu tidak ikut salah satupun dari mereka?"

***

Sebuah cerita fiksi yang menarik. Demikian juga dalam kehidupan kita, kita bekerja dan selalu berdoa kepada Allah SWT. Dan Allah sudah sering mengirimkan truk, perahu, dan pesawat kepada kita, tapi kita tidak menyadarinya dan menganggap kalau Allah tidak membantu kita. pikirkanlah sekali lagi teman, berprasangka baiklah kepada Allah. :)


Selasa, Juni 16, 2015

KISAH PEMUDA MISKIN JATUH CINTA KEPADA GADIS KAYA

Bismillah..Suatu hari Pemuda itu ngelamar sigadis
Gadis itu berkata, "Dengar ya, gaji Bulanan sama dgn pengeluaran harianku..! Haruskah aku menikah dgnmu ? Aku tidak akan pernah mencintaimu. Jadi, lupakan diriku dan menikahlah dgn org lain yg setingkat dgnmu"
Tapi entah kenapa si Pemuda tidak bisa melupakannya begitu saja

10 tahun kemudian, mereka bertemu disebuah outlet @pizzaRAKYAT daerah Cipulir
Wanita itu berkata, "Hei Kamu!! Apa kabar ?
Sekarang aku sudah menikah lhoo...
Apakah kamu tahu berapa gaji suamiku ? Rp.20 juta perbulan! Dapatkah kamu bayangkan ? Dia juga sangat cerdas"

Mata Pemuda itu berlinang air mata mendengar kata2 wanita itu, namun ttp berusaha tersenyum
Beberapa menit kemudian suami wanita itu datang. Sebelum wanita itu bisa mengatakan sesuatu lagi,
suaminya berkata :"Pak...?! Saya terkejut melihat Anda disini. Kenalkan istri saya."
Lalu dia berkata kepada istrinya,
"Kenaikan Bosku, Boss masih lajang lho.. Dia mencintai seorang gadis tapi gadis
Itu menolaknya. Itu sebabnya dia masih belum menikah. Malang nian gadis itu.. Bukankah
sekarang tidak ada lagi orang yang mencintai seperti Itu??. "
Wanita itu merasa terkejut dan malu sehingga tidak berani melihat kedalam mata si Pemuda
Kadang orang yang kita sakiti dan kita hina jauh akan lebih sukses dari pada yang kita bayangkan.
Setelah semua terjadi timbullah sebuah penyesalan dari dirinya.
Semoga bermanfaat dan Penuh
Kebarokahan dari Allah
Subhanallah...
Jgnlah sekali kali menghina orang

“Wujud Kebaikan Belum Tentu Indah”

Musim kemarau baru saja mulai.
Seekor burung pipit memutuskan utk terbang jauh ke utara yg konon kabarnya, udaranya selalu dingin & sejuk.
Benar, pelan² dia merasakan kesejukan udara, makin ke utara makin sejuk. Dia tak merasakan sayapnya yg mulai tertempel salju, makin lama makin tebal, & akhirnya dia jatuh ke tanah krn tubuhnya terbungkus salju.
Si burung pipit tak mampu berbuat apa², menyangka bahwa riwayatnya telah tamat. Dia merintih menyesali nasibnya.
Seekor kerbau yg kebetulan lewat dtg menghampiri. Namun si burung kecewa mengapa yg dtg hanya seekor kerbau, yg tak mungkin mampu berbuat sesuatu utk menolongnya. Si kerbau tdk banyak bicara, dia hanya berdiri, kemudian kencing tepat di atas burung tersebut. Si burung semakin marah & memaki. Lagi² si kerbau tdk bicara, dia maju satu langkah lagi & mengeluarkan kotoran ke atas tubuh si burung. Seketika itu si burung tdk dpt bicara krn tertimbun kotoran kerbau. Si burung mengira lg bahwa dia pasti akan mati tak bisa bernapas.
Namun perlahan-lahan dia merasakan kehangatan. Salju yg membeku pd bulunya pelan² meleleh oleh hangatnya kotoran kerbau, dia dpt bernapas lega & melihat kembali langit yg cerah. Si burung pipit berteriak kegirangan, bernyanyi keras sepuas-puasnya.
Saudaraku,…Apa yg tampak lbh baik, blm tentu cocok buat kita. Baik buruknya penampilan sesuatu, jgn dipakai sebagai satu-satunya ukuran. Sesuatu yg pada mulanya terasa pahit & tdk enak, terkadang memberi hikmah yg menyenangkan. Begitu pula sebaliknya.
"Jgn cepat mengeluh..tp temukanlah kebaikan dlm sgala keadaan, shg hidup kita penuh dgn syukur."
Tetap "̮SΕΕŪÀNGⱭⱭƬ"̮ (•̀_•́)ง

Sang Direktur dan Tangan Ibu yang Berkerut

 Foto hanya ilustrasi
Foto hanya ilustrasi

SEORANG pria muda melamar posisi manajerial di perusahaan besar. Dia lulus wawancara pertama, dan sekarang akan bertemu dengan sang direktur perusahaan untuk wawancara akhir.
Direktur melihat CV prestasi akademik si pemuda yang hebat. Ia bertanya, “Apakah kau mendapatkan semua beasiswa di sekolah?”
“Tidak,” jawab si pemuda.
“Apakah ayahmu yang membiayai sekolahmu?”
“Ayah saya meninggal ketika saya berusia satu tahun. Ibu saya yang membanting tulang mencari biaya untuk sekolah saya,” si pemuda menjawab.
“Apa pekerjaan ibumu?”
“Ibu saya bekerja sebagai pencuci pakaian.”
Sang direktur meminta si pemuda untuk menunjukkan tangannya. Pemuda itu menunjukkan sepasang tangan yang halus dan lembut.
“Apa kau pernah membantu ibumu mencuci pakaian sebelumnya?”
“Tidak pernah. Ibu saya selalu ingin menyuruh saya belajar dan membaca. Selain itu, ibu saya dapat mencuci pakaian lebih cepat daripada saya.”
Direktur berkata, “Aku punya permintaan. Jika kaupulang ke rumah hari ini, bersihkan tangan ibumu, dan kemudian aku akan melihat tanganmu lagi…”
Si pemuda merasa kesempatannya untuk mendapatkan pekerjaan itu melambung tinggi. Ketika ia kembali ke rumah, ia meminta ibunya untuk mengizinkannya membersihkan tangan tua itu. Ibunya merasa aneh, ia bahagia, dan dengan perasaan campur aduk, ia mengizinkan anaknya melakukan permintaannya itu.
Si pemuda membersihkan tangan ibunya perlahan-lahan. Tiba-tiba air matanya jatuh perlahan. Itu adalah pertama kalinya ia melihat tangan bunya penuh dengan kerutan, dan ada begitu banyak memar. Beberapa memar yang tersentuh ketika dibersihkan membuat ibunya eringis.
Ini adalah pertama kalinya si pemuda menyadari bahwa itu adalah sepasang tangan yang mencuci pakaian setiap hari sehingga biaya ekolahnya bisa terbayar. Memar di tangan ibunya adalah harga yang harus dibayar perempuan itu untuk pendidikan, kegiatan sekolahnya, an masa depannya.
Setelah membersihkan tangan ibu, si pemuda diam-diam membasuh semua pakaian sisa ibunya.
Malam itu, ibu dan anak berbicara lama.
Keesokan paginya, si pemuda pergi lagi menghadap direktur.
Direktur melihat air mata di mata si pemuda. Ia pun bertanya: “Bisa kauceritakan apa yang telah kaulakukan dan pelajari kemarin di rumahmu?”
Pemuda menjawab, “Saya membersihkan tangan ibu saya, dan juga membersihkan semua sisa pakaiannya.
“Saya baru sadar sekarang apa itu penghargaan. Tanpa ibu saya, saya tidak akan menjadi siapa saya hari ini. Dengan membantu ibu saya, sekarang saya menyadari betapa sulitnya mendapatkan sesuatu di dunia. Dan saya di sini untuk menghargai pentingnya dan nilai untuk membantu keluarga.”

Sang direktur berkata, “Ini adalah apa yang aku cari dari seorang manajer. Aku ingin merekrut orang yang dapat menghargai bantuan lain, seseorang yang tahu penderitaan orang lain untuk mendapatkan hal-hal yang dilakukan dan orang yang tidak akan menempatkan uang sebagai sekadar tujuan dalam hidup. Kau diterima bekerja di sini.” []

https://www.islampos.com/sang-direktur-dan-tangan-ibu-yang-berkerut-164292/