Selasa, April 11, 2017

Bagai Dua Sisi Mata Uang



Tengok sejenak uang yang kita miliki..

Ada 2 sisi..
Dan harus ada kedua sisi itu..
Bila hilang satu sisi..
Artinya hilanglah (nilai) uang..

Demikianlah kehidupan..
Syukur dan sabar adalah dua sisi yang harus mewarnai hari yang kita jalani..

Bila hilang salah satunya..
Hilang hakikat diri..

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin.
Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.

Dan apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya…”

(HR Muslim: 2999)

Bersyukur saat nikmat didapat, bersabar kala musibah menyapa..

Siapkah kita mengisi hari dengan dua sisi ini...?

KATA KASAR


Seorang cucu lelaki yang pemarah mendamprat kakeknya dengan kata-kata kasar. Sang kakek hanya diam, mendengarkannya dengan sabar, tenang dan tidak berkata apa pun.

Akhirnya cucu lelaki itu berhenti memaki. Setelah amarah sang cucu mereda maka kakek bertanya kepadanya :
“Jika seseorang memberimu sesuatu tapi kamu tidak mau menerimanya, lalu menjadi milik siapakah pemberian itu?”

“Tentu saja menjadi milik si pemberi”, jawab si cucu.

“Begitu pula dengan kata-kata kasarmu”, tukas kakek.
“Aku tidak mau menerima kata-katamu itu, maka kata-kata tadi kembali menjadi milikmu. Kau harus menyimpannya sendiri. Aku khawatir nanti kau harus menanggung akibatnya karena kata-kata kasar hanya akan membuahkan penderitaan”.

Kemudian, lanjut kakek :
”Sama seperti orang yg ingin mengotori langit dgn meludahinya. Ludah hanya akan jatuh mengotori wajahnya sendiri. Demikian juga jika di luar ada orang yang marah-marah kepadamu...biarkan saja...karena mereka sedang membuang SAMPAH HATI mereka
(Jika engkau diam saja, maka sampah itu akan kembali kepada diri mereka sendiri)
kalau engkau tanggapi berarti engkau menerima sampah itu.”

“Hari ini begitu banyak orang di jalanan yang pergi dengan membawa sampah hatinya
(sampah kekesalan, sampah amarah, sampah kebencian, sampah kepahitan, dll)
jadilah kita BIJAK”

Sang kakek melanjutkan nasehatnya:
“Jika engkau tak mungkin memberi, jangan mengambil”
“Jika engkau terlalu sulit untuk mengasihi, janganlah membenci”
“Jika engkau tak dapat menghibur orang lain, janganlah membuatnya sedih”
“Jika engkau tak bisa memuji, janganlah menghujat”
“Jika engkau tak dapat menghargai, jangan menghina”
“Jika engkau tak suka bersahabat, jangan bermusuhan”

Semoga bermanfaat dan semangat pagi

ORANG TERBALIK


Bila orang miskin sedang belanja di toko parcel maka ia akan minta dibuatkan parcel yg bagus dan mahal, karena parcel akan dihadiahkan ke bossnya.

Bila orang kaya raya sedang belanja di toko parcel maka ia akan minta dibuatkan parcel yg paling murah karena itu akan dihadiahkan ke karyawan karyawan bawahannya.

Pertanyaan menariknya adalah,
Siapa yg lebih miskin dan siapa yg lebih kaya dan siapa yg lebih baik?.

Begitulah manusia, berpikirnya sering terbalik balik. Kepada orang yg seharusnya pantas disantuni, justru kita jadi sangat pelit.
Kepada orang yg berkelimpahan harta, kita justru jadi sangat royal.
Kepada orang lemah yg seharusnya kita berlemah lembut kepadanya, justru kepadanya kita jadi sangat kasar dan jahat dalam ucapan maupun sikap.
Kepada orang yg sepantasnya kita tegur karena kesombongan dan kejahatannya, justru kita jadi sangat hormat.
Kepada orang yg setiap hari makan mewah, kita mengundangnya dalam pesta dengan suguhan makanan yg 'wah' dan melimpah.

Kepada orang yg hari ini bisa makan dan besok bisa jadi dia lapar, justru kita memberinya makanan sisa yg kita sendiri tidak mau.

Begitulah kebanyakan manusia. Sering berpikir terbalik balik.

Saya jadi teringat dengan pesan hati,
"Bila mau mengukur kebaikan seseorang, lihatlah cara dia memperlakukan orang orang dibawahnya atau orang orang yg tidak memberi keuntungan apapun kepadanya".

Mudah mudahan kita bukan termasuk orang yg "terbalik", dan selalu memperbaiki diri untuk menjadi umat yg terbaik.