Minggu, Mei 29, 2022

 Pernah Habib Salim, putera Habib Umar bin Hafidz, seraya bercerita panjang kemudian beliau berkata:

"Ayahanda mengunjungi Denmark, negara yang dikenal paling membenci dan menghina Rasulullah Saw.
Namun baru saja beliau keluar dari bandara, sudah disambut dengan pembacaan Maulid Nabi Saw di bandara."

Habib Umar bin Hafidz pun berpaling kepada puteranya itu seraya berkata: “Kau lihat? Pernahkah kau melihat orang yang menyambutku di bandara dengan pembacaan Maulid?
Sungguh di seluruh dunia belum pernah terjadi, tapi terjadi di sini, di Denmark, negara yang konon sangat membenci dan menghina Nabi Saw.
Belum sampai aku di kotanya, baru di bandara saja lantunan Maulid Nabi Saw dikumandangkan.
Kau lihat bagaimana Allah Swt. Maha memberi hidayah walau di tempat yang konon paling menghina Nabi Saw.?”
Di Jerman Habib Umar bin Hafidz menyampaikan ceramah (taushiyah)di salah satu forum, hadir diantaranya seorang missionaris Nasrani yang mencuri dengar.
Lalu dilaporkannya hal itu pada pimpinan gereja, yaitu guru si missionaris Nasrani itu.
Akhirnya pendeta besar memutuskan untuk mengundang Habib Umar bin Hafidz untuk datang ke gereja dan menyampaikan ceramah di sana. Seakan hal itu merupakan tantangan sekaligus pelecehan, kau yang berbicara kerukunan ummat beragama, apa berani masuk gereja?
Ternyata Habib Umar bin Hafidz setuju, datang, bahkan minta izin shalat di dalam gereja, Padahal telah kita pahami bahwa dari seluruh madzhab sebagian mengatakan makruh, sebagian mengatakan haram, namun sebagian mengatakan boleh jika diharapkan akan berubah menjadi masjid.
Selepas Habib Umar bin Hafidz menyampaikan ceramahnya, maka pimpinan pendeta ditanya:
"Bagaimana pendapatmu terhadap Islam?"
Dijawabnya: "Aku benci Islam, namun aku cinta pada orang ini."
"Jika kau mencintaiku, akan datang waktunya kau akan mencintai Islam," kata Habib Umar kemudian.
Lalu ada seseorang yang menegur Habib Umar bin Hafidz, bagaimana melakukan shalat di gereja?
Beliau menjawab: "Aku melakukannya karena aku tahu tempat ini akan menjadi masjid kelak."
Kami bertanya, apa yang membuat Guru Mulia (Habib Umar bin Hafidz) masih di dalam bandara, apakah beliau ditahan dan dipersulit?
"Ayahanda asyik dengan mereka, mereka tidak tahu Islam dan minta kejelasan. Justru ayahanda senang dan duduk dengan mereka memberi taushiyah serta penjelasan pada staf imigrasi change airport tentang indahnya Islam.
Mereka yang awalnya curiga dan ingin menginterogasi, justru menjadi pendengar setia dan terlalu asyik duduk mendengar penyampaian lemah-lembut beliau hingga menghabiskan waktu 90 menit!" Jawab putera Habib Umar, Habib Salim bin Umar Hafidz.
Dokumentasi perjalanan Habib Umarbin Hafidz di Denmark (tahun 2010)

GURU PENGGANTI


Hari itu seorang guru pengganti bidang bahasa Arab memasuki sebuah ruangan kelas Madrasah Ibtidaiyah. Rupanya ia menggantikan guru tetap yang saat itu tengah cuti hamil sehingga ia pun hanya mengisi hingga akhir semester.

Ketika pembelajaran dimulai dan membahas beberapa pelajaran, sang guru kemudian bertanya kepada salah seorang anak laki-laki yang duduk di bangku depan. Sontak penunjukan itu pun membuat anak-anak yang lain tertawa tanpa diketahui sebabnya apa
Namun karena sang guru merupakan orang yang berpengalaman dalam mendidik anak, ia pun paham betul bahwa besar kemungkinan ada sesuatu dalam diri anak tersebut hingga anak laki-laki yang lain menertawakannya. Maka ia pun menyelidiki dan benar terbukti bahwa anak laki-laki yang ia beri pertanyaan merupakan seorang anak yang dikenal paling bodoh di kelas tersebut. Tak heran jika anak-anak yang lain menertawakannya dan mencemoohnya.
Hingga suatu hari sang guru kemudian memanggil anak yang dianggap bodoh tersebut ketika seluruh murid lainnya telah keluar dari kelas. Sang guru kemudian memberikan secarik kertas dan berkata:
“Hafalkan baik-baik bait syair yang ada dalam kertas ini. Kamu harus hafal betul dan jangan beritahukan kepada teman-temanmu, siapapun orangnya!”
Murid laki-laki itu hanya mengangguk patuh tanpa banyak bertanya. Setelah seminggu kemudian, sang guru kemudian mengajar kembali dan menuliskan sebuah syair di papan tulis. Setelah itu ia menerangkannya dan membacakannya berkali-kali. Ia pun kemudian bertanya kepada seluruh murid,
“Sekarang siapakah yang hafal bait syair yang bapak tulis ini?” sembari menghapus syair yang ada di papan tulis tersebut. Suasana pun menjadi hening karena tidak satu pun yang berani tunjuk tangan sebagai tanda
mampu menghafalnya.
Kemudian berdirilah anak yang dianggap bodoh tersebut dan maju perlahan ke depan sembari terlihat malu-malu. Ia pun membacakan hafalan syair tersebut dengan lancar dan sangat baik sehingga teman-teman yang biasa mengolok-oloknya terkejut dan terdiam. Sang guru kemudian mengapresiasi keberhasilan murid tersebut dan menyuruh murid lainnya untuk tepuk tangan sebagai bentuk penghormatan.
Seperti itu yang terus dilakukan oleh sang guru dimana selalu memberikan secarik kertas kepada anak bodoh tersebut dan lambat laun cemoohan dan hinaan terhadap anak itu berubah menjadi kekaguman.
Perlakuan teman-temannya itu pun membuat si anak bodoh lebih percaya diri dan meyakini bahwa dirinya tidak sebodoh apa yang dulu ia kira. Dengan keyakinan penuh, ia mulai mampu bersaing dengan teman-temannya yang lain di semua mata pelajaran.
Akhirnya ketika ujian akhir tiba, murid yang dulu dianggap bodoh tersebut lulus dengan nilai yang sangat memuaskan di semua mata pelajaran.
Kini ia pun mengejar gelar kedoktoran di sebuah universitas ternama di kotanya. Subhanallah
Sebagai bentuk pujian atas gurunya dahulu, ia pun menuliskan kisahnya dan dimuat di sebuah Koran. Ia berharap agar Allah memberikan pahala atas kebaikan yang dilakukan oleh sang guru.
Sahabatku, dalam kehidupan ini kita akan berteman dengan dua jenis manusia dimana yang satu akan membuka jalan kebaikan dan menutup jalan keburukan. Sementara yang lain akan menutup jalan kebaikan dan membuka jalan keburukan.
Carilah teman yang mampu membuka jalan kebaikan dan menutup jalan keburukan. Hal ini bisa terlihat dari bagaimana ia memberi semangat kepada kita, mau menolong dalam kebaikan dan juga melapangkan dada ketika kita merasa susah.
Sementara teman yang menutup jalan kebaikan dan membuka jalan keburukan hanya akan berusaha memutuskan harapan dan cita-cita kita dengan memberikan rintangan seperti pesimis, putus asa dan berbagai pandangan buruk lainnya.
Semoga kita semua memiliki teman yang mau membuka jalan kebaikan dan menutup jalan keburukan. Aamiin

PEMINTA MINTA

-Di depan gerbang suatu jembatan disalah satu kota Eropa, duduklah seorang buta peminta-minta-

Ia setiap hari duduk di situ sambil memainkan biolanya yang sudah usang dan menaruh kaleng di depan dia duduk.
Dia berharap orang-orang yang lalu lalang merasa iba mendengar gesekan biolanya dan memberinya sedikit uang......
Pada suatu hari seorang pria yang berjubah panjang, Dia lewat dan memperhatikan peminta minta buta ...yang sedang memainkan biola nya .....tidak ada orang lewat yg mau memperhatikannya.
Pria tersebut akhir nya datang menghampiri peminta buta tadi dan meminta agar peminta buta itu meminjamkan biola usangnya.
Tentu saja si peminta buta itu menolak, dan berkata : *"Tidak !!! Ini adalah hartaku satu satu nya !!!"*.
Tetapi orang tersebut terus membujuk agar si peminta buta mau meminjamkan biolanya, meski hanya untuk sebuah lagu.🙏
Akhirnya si peminta buta itu, dengan terpaksa memberikan biola tua.
Dan Pria yang berjubah panjang tersebut berbisik....
*"saya akan beri contoh...memainkan Biola dengan sepenuh hati ....dengan tujuan sungguh sungguh untuk Menghayati dan masuk didalam lagu itu.(bukan sekedar memainkan atau hanya sekedar mencari iba....cepat menyelesaikan nya)*
Setelah itu, dia mulai memainkan sebuah lagu dengan begitu *indah dan syahdu.*
Suara Biola yang begitu halus di tangan si pemain ini, dan membuat semua orang yang lewat berhenti,
serta mereka mengelilingi si pemain biola dan si peminta Buta tersebut.
Begitu merdunya lagu dan bagusnya permainan BIOLA si PRIA tersebut, membuat semua orang terdiam, terhanyut oleh gesekan Biolanya.
Kerumunan besar semangkin banyak
Si pengemis buta pun terkesan dan ternganga ....tanpa dapat berkata-kata.
Kaleng yang tadinya kosong kini telah penuh dengan uang.
Bahkan sampai keluar dari kaleng karena tidak cukup lagi menampung uang yang bukan hanya recehan ...tapi...lembaran dolar....yang di berikan orang-orang yang berkerumun itu.
Ternyata tidak cuma satu lagu, ...tetapi.... beberapa lagu dimainkan oleh si pemain biola tersebut.
Akhirnya iapun harus menyelesaikan permainannya, dan sambil mengucapkan terima kasih, ia mengembalikan biola itu kepada si pengemis.
Dan Berpesan kepada Peminta Buta itu....
*"Sekarang pulanglah...dengan uang yang engkau dapat hari ini...belilah baju yang baik... mandi.... cukur rambut dan rapikan jenggotmu...*
*MULAI besok bermainlah seperti yang aku katakan dan aku contohkan"*
Si pengemis dengan berlinang air mata dan gemetar : "Mengucapkan terimakasih pada Tuan yang budiman ???".
Si Pria ini tersenyum dan dengan perlahan
Meninggalkan tempat itu.
*KEESOKANNYA*
Sungguh Peminta Buta tadi....sudah kembali duduk ditempat yang sama
....tetapi....
Sekarang *PENAMPILAN nya BERBEDA*
*Memakai setelan Jas dengan rambut dikuncir... janggut rapi... dengan bau parfum yang lembut*
*"Dia mulai memainkan BIOLAnya dengan Halus... dengan sepenuh Hati... terdengar Indah dan Syahdu sungguh sungguh meresapi dan masuk dalam ke Lagu tersebut"*
Dan sebentar saja .....
*Orang orang yang lewat kembali berkerumun* menikmati 1 - 2 lagu dari peminta buta ... *sambil memasukan uang* kedalam kotak yg cukup besar
*(bukan lagi kaleng)*
Sejak hari itu
Peminta buta ...ini...bukan lagi sebagai *peminta buta* ...tapi...orang menyebutnya.
*Seniman jalanan*
Yang sangat menghibur pejalan yang lewat di gerbang jembatan
*Nasib dan Rejeki* Peminta buta pun sudah berubah sangat drastis....😍⛑😍 ...sekarang dapat hidup dengan sangat Layak bahkan Berkecukupan .
Dan peminta buta itupun tidak pernah tahu....siapa Pria berjubah panjang tersebut
🔙🔛🔜🔙
Apakah Saudara ingin tahu pria berjubah panjang tersebut ?
🔙🔛🔜🔙
Orang-orang menyebutkan namanya : *"Paganini"*.
Sang maestro biola Paganini, ia telah *Memberi Bantuan sesuai dengan Profesinya.*
Dia *tidak memberinya uang* kepada Peminta buta tersebut
*....tapi.....*
Dia memberi *Resep Seniman Biola* kepada peminta buta tersebut
Saudaraku,
*Banyak cara bagi kita* untuk menjadi seperti "Paganini" *dalam membantu orang lain*
*Lakukanlah sesuai dengan KEMAMPUAN dan TALENTA kita*.
Jadikanlah hidup ini ... *PENUH ARTI*...untuk membantu sesama .
*KEBAHAGIAN Kita bukan berapa banyak orang mengenal kita*
....tapi....
*Berapa Banyak Orang orang yang Hidup nya menjadi Bahagia karena Kita.*
Mari kita jadikan
*BAKAT...KEAHLIAN dan TALENTA yang kita punya* untuk menjadi BERKAT bagi orang-orang disekitar kita....
*maka kita akan merasakan KEBAHAGIAAN* karena begitu banyak orang yang boleh *Berbahagia karena kita.*
Dan Hidup kita Boleh Bermanfaat untuk banyak orang....

Jumat, Mei 13, 2022

BATU KECIL

Seorang mandor bangunan yang berada di lantai 5 ingin memanggil pekerjanya yang sedang bekerja di bawah.

Setelah sang mandor berkali-kali berteriak memanggil, si pekerja tidak dapat mendengar karena fokus pada pekerjaannya dan bisingnya alat bangunan.
Sang mandor terus berusaha agar si pekerja mau menoleh ke atas, dilemparnya uang koin Rp 1.000- yang jatuh tepat di sebelah si pekerja.
Si pekerja hanya memungut koin Rp 1.000 tersebut, dan melanjutkan pekerjaannya.
Sang mandor akhirnya melemparkan Rp 100.000 dan berharap si pekerja mau menengadah, "sebentar saja" ke atas.
Akan tetapi si pekerja hanya lompat kegirangan karena menemukan Rp 100.000, lalu kembali asyik bekerja.
Pada akhirnya sang mandor melemparkan batu kecil yang tepat mengenai kepala si pekerja. Merasa kesakitan akhirnya si pekerja baru mau menoleh ke atas dan dapat berkomunikasi dengan sang mandor.
*Kisah diatas sama dengan kehidupan kita,* saat dimana Allah selalu ingin menyapa kita, akan tetapi kita selalu sibuk mengurusi "dunia" kita.
Kita diberi rezeki sedikit maupun banyak, sering kali kita lupa untuk menengadah bersyukur kepada-NYA.
Bahkan lebih sering kita tidak mau tahu dari mana rezeki itu datang. Bahkan kita selalu bilang, "Saya lagi beruntung, dan menganggap seolah rezeki yang didapat hanya karena usahanya semata, tanpa merasa adanya ikut campur tangan Allah dan lupa bersyukur."
Yang lebih buruk lagi kita menjadi takabur dengan rezeki yang berasal dari Allah.
Jadi, jangan sampai kita mendapatkan lemparan *"batu kecil"* yang kita sebut musibah, sehingga baru pada saat itulah kita mau menoleh dan ingat kepada-NYA.
Allah SWT berfirman:
وَلَنُذِيْقَنَّهُمْ مِّنَ الْعَذَابِ الْاَدْنٰى دُوْنَ الْعَذَابِ الْاَڪْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
"Dan pasti Kami timpakan kepada mereka sebagian siksa yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat); agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
(QS. As-Sajdah: Ayat 21)
Allah SWT berfirman:
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَاۤ اِلٰٓى اُمَمٍ مِّنْ قَبْلِكَ فَاَخَذْنٰهُمْ بِالْبَأْسَآءِ وَالضَّرَّآءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُوْنَ
"Dan sungguh, Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelum engkau, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kemelaratan dan kesengsaraan, agar mereka memohon (kepada Allah) dengan kerendahan hati."
(QS. Al-An'am: Ayat 42)
KEBANYAKAN MANUSIA LUPA SAMA ALLAH SETELAH DILEPASKAN DARI KESUSAHAN
Allah SWT berfirman:
وَاِذَا مَسَّ الْاِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْۢبِهٖۤ اَوْ قَاعِدًا اَوْ قَآئِمًا ۚ فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهٗ مَرَّ كَاَنْ لَّمْ يَدْعُنَاۤ اِلٰى ضُرٍّ مَّسَّهٗ ؕ كَذٰلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِيْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
"Dan apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia kembali (ke jalan yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang yang melampaui batas apa yang mereka kerjakan."
(QS. Yunus: Ayat 12)
_Sungguh Allah sangat mencintai kita. Marilah kita selalu ingat untuk senantiasa menoleh kepada-NYA sebelum dan jangan sampai hanya ketika kita mendapat lemparan *batu kecil* saja._

Senin, Mei 09, 2022

KISAH UANG 150 Juta

Sebelum pulang kantor, sang suami menelpon istrinya, "Sayang, alhamdulillah, bonus akhir tahun dari perusahaan sudah turun, Rp. 150 juta." Di ujung telpon, sang istri tentu saja mengungkapkan rasa syukurnya, "Alhamdulillah, semoga barokah ya mas".

Sejak beberapa bulan yg lalu mereka sudah merencanakan beli mobil sederhana untuk keluarga kecilnya. Dan uang yg turun mereka rasa cukup pas sesuai budget.
Namun dalam perjalanan pulang, dia ditelp oleh ibunya di kampung, "Nak, kamu ada tabungan? Tadi ada orang datang ke rumah. Ternyata almarhum ayahmu punya hutang ke dia cukup besar, Rp. 50 juta." Tanpa pikir panjang, ia pun bilang ke ibunya, "Iya, Bu, insyaAllah ada." Dalam perjalanan pulang ia pun sambil berpikir, "Nggak apa-apa lah, masih cukup untuk beli mobil yg 100 jutaan. Mungkin ini lebih baik."
Ia pun melanjutkan perjalanan. Belum tiba di rumah, HP-nya kembali berdering. Seorang sahabat karibnya semasa SMA tiba-tiba menghubunginya sambil menangis. Sahabatnya itu sambil terbata mengabarkan bahwa anaknya harus segera operasi minggu ini. Banyak biaya yg tidak bisa dicover oleh asuransi kesehatan dari pemerintah. Tagihan dari rumah sakit Rp. 80 juta.
Ia pun berpikir sejenak. Uang bonusnya tinggal 100 juta. Jika ini diberikan kepada sahabatnya, maka tahun ini ia gagal membeli mobil impiannya. Tapi nuraninya mengetuk, "Berikan padanya. Mungkin kamu memang jalan Allah untuk menolong sahabatmu itu. Mungkin ini memang rezekinya yang datang melalui perantara dirimu." Ia pun menuruti panggilan nuraninya.
Setibanya di rumah, ia menemui istrinya dg wajah yg lesu. Sang istri bertanya, "Kenapa, mas? Ada masalah? Nggak seperti biasanya pulang kantor murung gini?" Sang suami mengambil napas panjang, "Tadi ibu di kampung telp, butuh 50 juta untuk bayar utang almarhum bapak. Nggak lama, sahabat abang juga telp, butuh 80 juta untuk operasi anaknya. Uang kita tinggal 20 juta. Maaf ya, tahun ini kita nggak jadi beli mobil dulu."
Sang istri pun tersenyum, "Aduh, mas, kirain ada masalah apaan. Mas, uang kita yg sebenarnya bukan yg 20 juta itu, tapi yg 130 juta. Uang yg kita infakkan kepada orang tua kita, kepada sahabat kita, itulah harta kita yg sesungguhnya. Yg akan kita bawa menghadap Allah, yg tidak mungkin bisa hilang jika kita ikhlas. Sedangkan yg 20 juta di rekening itu, masih belum jelas, benaran harta kita atau akan menjadi milik orang lain."
Sang istri pun memegang tangan suaminya, "Mas, insyaAllah ini yg terbaik. Bisa jadi jika kita beli mobil saat ini, justru menjadi keburukan bagi kita. Bisa jadi musibah besar justru datang ketika mobil itu hadir saat ini. Maka mari baik sangka kepada Allah, karena kita hanya tahu yg kita inginkan, sementara Allah-lah yg lebih tahu apa yg kita butuhkan."
Semoga berfanfaat

USTAD PENCURI

Seorang Ustad diundang makan malam oleh sepasang suami istri di rumah mereka.
Setelah Ustad itu pergi,
si istri berkata kepada suaminya,
Uang kita hilang, aku pikir Pak Ustad yang mengambil uang 5jt di meja itu..
"Padahal uang itu akan aku berikan untuknya."
Dengan marahnya si suami berkata, "Jika begitu dia pencuri!
Jadi kita tidak perlu datang ke pengajiannya lagi.
Dua bulan kemudian si wanita bertemu dengan Ustad itu di jalan dan dengan terpaksa menyapa Sang Ustad.
"Ass. Wr. Wb. Pak Ustad, tentu anda menyadari bahwa sudah lama kami tidak hadir di pengajian karena kami marah padamu.
Ketika anda makan malam di rumah kami, di meja ada uang 5jt yang hilang, setelah anda pergi.
Dan Pak Ustad adalah satu-satunya orang yang datang ke rumah kami hari itu."
Sang Ustad dengan tersenyum menjawab:
Ya benar aku yang mengambil uang itu dan menaruhnya dalam Alqur’an anda, agar tidak terkena tumpahan saus."
Maafkan saya kalau waktu itu saya tidak beri tau anda, karena saya pikir kalian tiap hari pasti buka Alqur’an.
Wanita itupun amat malu dan meminta maaf kepada sang Ustad.
Setelah Kembali ke rumah, dia mengambil Alqur’an dan menemukan 5jt berada didalam Alqur’an sudah selama dua bulan.
Selama dua bulan si wanita dan suaminya tidak pernah membuka dan membaca Alqur’an.
Selama dua bulan mereka telah menuduh Ustad-nya itu telah mencuri uang mereka.
Sahabat..
Semoga kita tidak seperti kisah suami dan isteri diatas..
Jarang Membaca Alqur’an,
berprasangka buruk dan menghakimi orang lain yang belum tentu bersalah.
Selamat memperingati Malam Nuzulul Qur'an
Tiada Hari tanpa membaca Alqur'an..
semangat ya saudara saudariku...💪🏾