Selasa, Juni 16, 2015

KISAH PEMUDA MISKIN JATUH CINTA KEPADA GADIS KAYA

Bismillah..Suatu hari Pemuda itu ngelamar sigadis
Gadis itu berkata, "Dengar ya, gaji Bulanan sama dgn pengeluaran harianku..! Haruskah aku menikah dgnmu ? Aku tidak akan pernah mencintaimu. Jadi, lupakan diriku dan menikahlah dgn org lain yg setingkat dgnmu"
Tapi entah kenapa si Pemuda tidak bisa melupakannya begitu saja

10 tahun kemudian, mereka bertemu disebuah outlet @pizzaRAKYAT daerah Cipulir
Wanita itu berkata, "Hei Kamu!! Apa kabar ?
Sekarang aku sudah menikah lhoo...
Apakah kamu tahu berapa gaji suamiku ? Rp.20 juta perbulan! Dapatkah kamu bayangkan ? Dia juga sangat cerdas"

Mata Pemuda itu berlinang air mata mendengar kata2 wanita itu, namun ttp berusaha tersenyum
Beberapa menit kemudian suami wanita itu datang. Sebelum wanita itu bisa mengatakan sesuatu lagi,
suaminya berkata :"Pak...?! Saya terkejut melihat Anda disini. Kenalkan istri saya."
Lalu dia berkata kepada istrinya,
"Kenaikan Bosku, Boss masih lajang lho.. Dia mencintai seorang gadis tapi gadis
Itu menolaknya. Itu sebabnya dia masih belum menikah. Malang nian gadis itu.. Bukankah
sekarang tidak ada lagi orang yang mencintai seperti Itu??. "
Wanita itu merasa terkejut dan malu sehingga tidak berani melihat kedalam mata si Pemuda
Kadang orang yang kita sakiti dan kita hina jauh akan lebih sukses dari pada yang kita bayangkan.
Setelah semua terjadi timbullah sebuah penyesalan dari dirinya.
Semoga bermanfaat dan Penuh
Kebarokahan dari Allah
Subhanallah...
Jgnlah sekali kali menghina orang

“Wujud Kebaikan Belum Tentu Indah”

Musim kemarau baru saja mulai.
Seekor burung pipit memutuskan utk terbang jauh ke utara yg konon kabarnya, udaranya selalu dingin & sejuk.
Benar, pelan² dia merasakan kesejukan udara, makin ke utara makin sejuk. Dia tak merasakan sayapnya yg mulai tertempel salju, makin lama makin tebal, & akhirnya dia jatuh ke tanah krn tubuhnya terbungkus salju.
Si burung pipit tak mampu berbuat apa², menyangka bahwa riwayatnya telah tamat. Dia merintih menyesali nasibnya.
Seekor kerbau yg kebetulan lewat dtg menghampiri. Namun si burung kecewa mengapa yg dtg hanya seekor kerbau, yg tak mungkin mampu berbuat sesuatu utk menolongnya. Si kerbau tdk banyak bicara, dia hanya berdiri, kemudian kencing tepat di atas burung tersebut. Si burung semakin marah & memaki. Lagi² si kerbau tdk bicara, dia maju satu langkah lagi & mengeluarkan kotoran ke atas tubuh si burung. Seketika itu si burung tdk dpt bicara krn tertimbun kotoran kerbau. Si burung mengira lg bahwa dia pasti akan mati tak bisa bernapas.
Namun perlahan-lahan dia merasakan kehangatan. Salju yg membeku pd bulunya pelan² meleleh oleh hangatnya kotoran kerbau, dia dpt bernapas lega & melihat kembali langit yg cerah. Si burung pipit berteriak kegirangan, bernyanyi keras sepuas-puasnya.
Saudaraku,…Apa yg tampak lbh baik, blm tentu cocok buat kita. Baik buruknya penampilan sesuatu, jgn dipakai sebagai satu-satunya ukuran. Sesuatu yg pada mulanya terasa pahit & tdk enak, terkadang memberi hikmah yg menyenangkan. Begitu pula sebaliknya.
"Jgn cepat mengeluh..tp temukanlah kebaikan dlm sgala keadaan, shg hidup kita penuh dgn syukur."
Tetap "̮SΕΕŪÀNGⱭⱭƬ"̮ (•̀_•́)ง

Sang Direktur dan Tangan Ibu yang Berkerut

 Foto hanya ilustrasi
Foto hanya ilustrasi

SEORANG pria muda melamar posisi manajerial di perusahaan besar. Dia lulus wawancara pertama, dan sekarang akan bertemu dengan sang direktur perusahaan untuk wawancara akhir.
Direktur melihat CV prestasi akademik si pemuda yang hebat. Ia bertanya, “Apakah kau mendapatkan semua beasiswa di sekolah?”
“Tidak,” jawab si pemuda.
“Apakah ayahmu yang membiayai sekolahmu?”
“Ayah saya meninggal ketika saya berusia satu tahun. Ibu saya yang membanting tulang mencari biaya untuk sekolah saya,” si pemuda menjawab.
“Apa pekerjaan ibumu?”
“Ibu saya bekerja sebagai pencuci pakaian.”
Sang direktur meminta si pemuda untuk menunjukkan tangannya. Pemuda itu menunjukkan sepasang tangan yang halus dan lembut.
“Apa kau pernah membantu ibumu mencuci pakaian sebelumnya?”
“Tidak pernah. Ibu saya selalu ingin menyuruh saya belajar dan membaca. Selain itu, ibu saya dapat mencuci pakaian lebih cepat daripada saya.”
Direktur berkata, “Aku punya permintaan. Jika kaupulang ke rumah hari ini, bersihkan tangan ibumu, dan kemudian aku akan melihat tanganmu lagi…”
Si pemuda merasa kesempatannya untuk mendapatkan pekerjaan itu melambung tinggi. Ketika ia kembali ke rumah, ia meminta ibunya untuk mengizinkannya membersihkan tangan tua itu. Ibunya merasa aneh, ia bahagia, dan dengan perasaan campur aduk, ia mengizinkan anaknya melakukan permintaannya itu.
Si pemuda membersihkan tangan ibunya perlahan-lahan. Tiba-tiba air matanya jatuh perlahan. Itu adalah pertama kalinya ia melihat tangan bunya penuh dengan kerutan, dan ada begitu banyak memar. Beberapa memar yang tersentuh ketika dibersihkan membuat ibunya eringis.
Ini adalah pertama kalinya si pemuda menyadari bahwa itu adalah sepasang tangan yang mencuci pakaian setiap hari sehingga biaya ekolahnya bisa terbayar. Memar di tangan ibunya adalah harga yang harus dibayar perempuan itu untuk pendidikan, kegiatan sekolahnya, an masa depannya.
Setelah membersihkan tangan ibu, si pemuda diam-diam membasuh semua pakaian sisa ibunya.
Malam itu, ibu dan anak berbicara lama.
Keesokan paginya, si pemuda pergi lagi menghadap direktur.
Direktur melihat air mata di mata si pemuda. Ia pun bertanya: “Bisa kauceritakan apa yang telah kaulakukan dan pelajari kemarin di rumahmu?”
Pemuda menjawab, “Saya membersihkan tangan ibu saya, dan juga membersihkan semua sisa pakaiannya.
“Saya baru sadar sekarang apa itu penghargaan. Tanpa ibu saya, saya tidak akan menjadi siapa saya hari ini. Dengan membantu ibu saya, sekarang saya menyadari betapa sulitnya mendapatkan sesuatu di dunia. Dan saya di sini untuk menghargai pentingnya dan nilai untuk membantu keluarga.”

Sang direktur berkata, “Ini adalah apa yang aku cari dari seorang manajer. Aku ingin merekrut orang yang dapat menghargai bantuan lain, seseorang yang tahu penderitaan orang lain untuk mendapatkan hal-hal yang dilakukan dan orang yang tidak akan menempatkan uang sebagai sekadar tujuan dalam hidup. Kau diterima bekerja di sini.” []

https://www.islampos.com/sang-direktur-dan-tangan-ibu-yang-berkerut-164292/