Minggu, Maret 26, 2023

ANJING YANG DIGANTUNG

Seorang kepala negara melakukan sidak dengan pengalawan sederhana.

Sang kepala negara ingin mengetahui kondisi rakyatnya. Dia berhenti di rumah salah seorang warga yang berprofesi sebagai peternak puluhan ribu kambing.
Kendati Peternak Kambing itu tidak mengetahui bahwa tamunya itu adalah seorang kepala negara, ia menyambut tamunya itu dengan penuh keramahan dan menjamunya selayaknya menjamu tamu. Beberapa kambing guling disuguhkan kepada kepala negara dan rombongan pengawal.
Ketika keluar rumah, kepala negara itu melihat ada seekor anjing yang digantung di samping rumah.
“Maaf, pak, mengapa anjing itu digantung di sana,?” tanya kepala negara.
“Ceritanya panjang dan saya tidak akan menceritakannya kepada siapa pun.”
Kepala negara itu pun tidak memaksa tuan rumah bercerita. Ia dan rombongan pengawal langsung kembali ke istana.
Keesokan harinya, sang kepala negara mengirim utusan kepada Peternak Kambing yang menggantung anjing di samping rumahnya itu.
Sang Peternak Kambing tetap menolak untuk menceritakan mengapa ia sampai hati menggantung hewan piaraannya itu.
Pada hari ketiga, kepala negara mengirim salah seorang menteri yang dikawal beberapa orang polisi. Peternak Kambing itu digelandang ke istana.
“Jika Bapak masih penasaran ingin mengetahui mengapa anjing itu saya gantung di samping rumah, saya bersedia menceritakannya dengan satu syarat.”
“Apa syaratnya?”
“Serahkan jabatan Bapak sebagai kepala negara kepada saya selama beberapa waktu saja.”
Kepala negara yang dipilih melalui pemilihan umum yang jujur dan adil itu tentu saja keberatan untuk menyerahkan jabatan terhormat itu.
Peternak Kambing itu pun dipersilahkan kembali ke rumahnya.
Pada malam hari, kepala negara itu masih tetap memikirkan, mengapa anjing itu digantung dan rasa penasarannya semakin menjadi-jadi ketika mendengar syarat untuk mengetahui jawaban pertanyaannya itu adalah harus melepaskan jabatan sebagai kepala negara kepada rakyatnya yang tidak diketahui latar belakangnya itu.
Malam itu, sang kepala negara benar-benar tidak bisa tidur.
Keesokan harinya, sejumlah agenda yang telah ditetapkan jauh-jauh sebelumnya terpaksa dibatalkan karena kepala negara harus mengganti tidur malam.
Keadaan seperti itu berlangsung sampai berhari-hari. Suasana istana bahkan sejumlah kantor menteri pun mulai kena imbasnya.
Maka, atas usulan beberapa menteri, kepala negara akhirnya menyanggupi syarat yang diajukan oleh pengusaha itu. Maka, ia dijemput. Pengalihan kekuasaan dilakukan di halaman istana, dihadiri seluruh anggota kabinet dan sejumlah duta besar negara sahabat.
Pada hari pertama menduduki jabatan sebagai kepala negara, Peternak Kambing itu memberhentikan semua pejabat eselon pertama, termasuk menteri, wakil, panglima tentara dan kepala kepolisian, terutama yang selama ini ramai dibicarakan sebagai antek negara asing dan mengelola negara demi kepentingan para penguasa asing itu. Para penjabat eselon satu itu bukan hanya diberhentikan tetapi mereka langsung dijebloskan ke penjara. Para pejabat eselon dua menduduki jabatan yang ditinggalkan oleh pejabat eselon pertama.
Melalui para menteri dan pejabat barunya, sang kepala negara sementara ini mengirim pesan ke semua negara sahabat yang dulu memungut pajak dari negaranya bahwa sejak kepemimpinannya itu, negara sahabat itu tidak akan dapat memungut pajak lagi karena negara yang dipimpinnya sudah bangkrut, dililit hutang yang lebih dari harga jual tanah milik negara itu sendiri.
Peternak Kambing yang kepala negara sementara itu juga menyampaikan pesan bahwa negaranya kini memiliki kedaulatan penuh yang tidak bisa didikte oleh negara mana pun.
Para kepala negara sahabat yang selama ini mendapatkan pajak dari negara itu mulai mengadakan komunikasi dengan sejumlah menteri dan pejabat yang selama itu menjadi anteknya, untuk menyelesaikan masalah..
Tapi sayangnya, tidak ada jawaban karena mereka semua meringkuk dalam penjara. Para kepala negara sahabat itu tidak menemukan siapa pun untuk diajak kerja sama yang selama beberapa tahun tampak saling menguntungkan itu.
Sementara itu, Peternak Kambing yang sekarang menduduk jabatan sebagai kepala negara mengambil alih semua perusahaan yang selama itu dikuasai pihak asing sehingga keuntungan perusahaan itu seratus persen masuk ke kas negara.
Uang simpanan para pejabat yang korup yang berada di luar negeri, semuanya ditarik dan menjadi harta negara. Dalam waktu singkat, kekayaan negara meningkat luar biasa. Semua hutang negara dapat dilunasi kendati dengan bunga yang berlipat ganda.
Merasa tujuannya telah tercapai, Peternak Kambing itu menyerahkan jabatannya ke kepala negara yang sebenarnya. Setelah mendapat laporan dari para menterinya yang semuanya jujur itu, sang kepala negara tampak sangat senang.
“Nah, sekarang ceritakan kisah tentang anjing yang digantung itu,” pinta kepala negara sebelum sang Peternak Kambing itu meninggalkan istana.
“Begini, Bapak Kepala Negara. Saya memiliki puluhan ribu kambing yang dijaga oleh beberapa ekor anjing yang salah satunya saya gantung itu. Setiap hari saya kehilangan seekor kambing, dan saya tidak tahu mengapa, sampai suatu hari saya melihat seekor anjing menyergap kambing dan membunuhnya. Kambing yang sudah tidak berdaya itu, diberikannya kepada seekor hyena. Anjing yang melakukan pengkhianatan itu adalah anjing senior yang mengetuai puluhan anjing muda dalam menjaga puluhan ribu kambing. Mungkin selama ini anjing ketua itu sering diganggu oleh hyena yang selalu berusaha untuk menerkam kambing yang menjadi tanggung jawabnya. Setelah anjing itu setiap hari memberi hadiah seekor kambing, hyena itu tidak pernah datang mengganggunya.
Bapak Kepala Negara yang saya hormati,
Anjing itu mungkin ingin mempertahankan jabatannya sebagai ketua anjing penjaga kambing tanpa ada gangguan dari hyena. Demi mempertahankan jabatannya itu, ia tidak segan-segan mengorbankan kambing yang sebetulnya harus ia jaga.
Maka hukuman bagi penjaga yang berkhianat adalah digantung, agar anjing-anjing muda penjaga lainnya mengambil pelajaran, dan *lterbukti sejak hari itu, saya tidak pernah kehilangan satu kambing pun.”
Mendengar penjelasan yang panjang-lebar itu, Bapak Kepala Negara terlihat beberapa kali mengangguk-anggukkan kepala dan sesekali melirik para menteri yang hadir dalam acara tersebut.
Saudaraku semuanya...
Jika Anda memiliki 10 peluru, Anda harus menembakkan 9 peluru ke agen dan pengkhianat di dalam, dan menyimpan satu peluru untuk musuh dari luar.
Penguasa yang tidak berwibawa melemahkan dan menghancurkan negaranya, dan dengan mudah musuh menyerangnya.
Manajer perusahaan yang gagal menghancurkan perusahaan yang akan berakhir dengan likuidasi.
Ketum perkumpulan yang tidak amanah menghancurkan organisasi dengan perpecahan.
Pejabat departemen yang ceroboh menghancurkan semua karyawan di departemennya..
Saudara-saudaraku...
Berapa banyak anjing pengkhianat hari ini..???
Berapa banyak kambing yang disembelih, dijual, dijarah, dan diizinkan orang asing menguasai dan menikmatinya..???
Berapa banyak hyena yang datang dan pergi di sekitar kita???
Semoga Allah memberkati hari-hari Anda dengan semua yang terbaik…
SILAKAN ADA REFRESENTATIFKAN CERITA INI KIRA KIRA SIAPA ANJING KEPALA YANG ADA PADA CERITA INI DAN HARUS DIGANTUNG