Rabu, Juni 14, 2017

Wujud Kebaikan Belum Tentu Indah

Musim kemarau baru saja mulai.
Seekor burung pipit memutuskan utk terbang jauh ke utara yg konon kabarnya, udaranya selalu dingin & sejuk.
Benar, pelan² dia merasakan kesejukan udara, makin ke utara makin sejuk. Dia tak merasakan sayapnya yg mulai tertempel salju, makin lama makin tebal, & akhirnya dia jatuh ke tanah krn tubuhnya terbungkus salju.
Si burung pipit tak mampu berbuat apa², menyangka bahwa riwayatnya telah tamat. Dia merintih menyesali nasibnya.
Seekor kerbau yg kebetulan lewat dtg menghampiri. Namun si burung kecewa mengapa yg dtg hanya seekor kerbau, yg tak mungkin mampu berbuat sesuatu utk menolongnya. Si kerbau tdk banyak bicara, dia hanya berdiri, kemudian kencing tepat di atas burung tersebut. Si burung semakin marah & memaki. Lagi² si kerbau tdk bicara, dia maju satu langkah lagi & mengeluarkan kotoran ke atas tubuh si burung. Seketika itu si burung tdk dpt bicara krn tertimbun kotoran kerbau. Si burung mengira lg bahwa dia pasti akan mati tak bisa bernapas.
Namun perlahan-lahan dia merasakan kehangatan. Salju yg membeku pd bulunya pelan² meleleh oleh hangatnya kotoran kerbau, dia dpt bernapas lega & melihat kembali langit yg cerah. Si burung pipit berteriak kegirangan, bernyanyi keras sepuas-puasnya.
Saudaraku,…Apa yg tampak lbh baik, blm tentu cocok buat kita. Baik buruknya penampilan sesuatu, jgn dipakai sebagai satu-satunya ukuran. Sesuatu yg pada mulanya terasa pahit & tdk enak, terkadang memberi hikmah yg menyenangkan. Begitu pula sebaliknya.
"Jgn cepat mengeluh..tp temukanlah kebaikan dlm sgala keadaan, shg hidup kita penuh dgn syukur."
Tetap "̮SΕΕŪÀNGⱭⱭƬ"̮ (•̀_•́)ง

Tidak ada komentar:

Posting Komentar