Jumat, September 13, 2013

Tukang Sapu


(Kisah Nyata Di Mekkah Musim Haji 2012)".
Musim haji tahun 2012 baru saja berlalu. Seperti biasanya, setiap kali musim haji selalu saja memunculkan kisah2 menakjubkan. Selalu ada cerita yg mengharukan, penuh hikmah & menjadi pelajaran bagi umat manusia. Di antara kisah nyata yg terjadi di musim haji tahun 2012 ini adalah kisah seorg tukang sapu di kota Mekkah yg mendadak kaya menjadi seorang milyuner. Bagaimana ceritanya? Simak kisah nyatanya seperti yang diangkat di koran al-Sabaq terbiatan Saudi Arabia tgl 17 Dzhuhjjah lalu (02/11/2012). (Kisah ini sudah kami edit seperlunya tanpa mengurangi inti & substansi cerita), seorang pria bernama Marimir Husain Jihar tengah menyapu jalanan kota Mekkah yang penuh debu. Ia membersihkan jalanan kota suci ini dari kotoran & sampah2 yg dibuang manusia atau yg diterbangkan angin sepanjang waktu. Sudah 5 tahun, pekerja imigran asal Bangladesh itu melakoni pekerjaan bersahaja tersebut, pekerjaan yg dipandang sebelah mata org2 lain. Di Arab Saudi, orang Bangladehs sering disebut sebagai Benggali. Org Indonesia pun memanggil mereka dgn sebutan demikian. Rekan2 sekerja Marimir tdk pernah tahu asal-usul marimir, sebab ada ratusan ribu (atau mungkin jutaan) org Benggali yg menjadi buruh kasar di negeri Haramain ini. Sampai pada suatu hari di musim haji 2012. Ketika Marimir asyik menyapu jalanan di sekitar wilayah Tanim, tempat di mana orang2 akan memulai (miqat) ihram untuk Umrah, suatu kejadian tak terduga terjadi. Seorg pria tua berteriak dari seberang jalan memanggil nama Marimir. Pria itu berpakaian Ihram, terlihat hendak melaksanakan ihram untuk Umrah. Dari postur tubuhnya, pria tua itu jelas berkebangsaan Bangladeh. Marimir! Marimir! Marimir.! Teriak pria tua ber-kali-2 dari seberang jalan. Namun karena banyaknya manusia & lalu linta yg sibuk, Marimir tdk mendengarnya. Marimir! Marimir! Marimir! Pria tua itu kembali berteriak.

Kali ini ia berlari ke arah Marimir menghadang jalan.
Aksi pria tua itu mengundang perhatian byk org di Tanim, termasuk dari rekan2 pria tua itu sendiri. Mereka heran, bagaimana ia mengenali seorg penyapu jalan di kota suci ini. Tanpa peduli, ia terus berlari tanpa menghiraukan mobil-2 yg melaju kencang. Orang2 berteriak memperingatkannya, karena aksinya itu mengganggu lalu lintas. Marimir!. Ujar si pria tua tanpa henti. Kali ini Marimir mendengar. Ia menoleh, dilhatnya seorg yg sudah tua berlari ke arahnya. Ia pun heran, dari mana org itu mengetahui namanya. Pria itu semakin mendekat & semakin dekat. Ketika sudah jelas baginya siapa yag dtg, ia pun terperangah. Alangkah kagetnya Marimir, ia seakan tak percaya apa yg dilihatnya. Ternyata pria tua itu adalah abang kandungnya sendiri.
Dengan berurai air mata, si pria tua itu menghampiri Marimir yg penuh debu, lantas ia memeluk pemuda itu dgn erat sambil menangis. Aksi jemaah haji tersebut mengundang perhatian byk org. Meski tdk mengerti, mereka mengabadikan momen penuh haru itu dgn kamera. Setelah itu, si pria tua bercerita kepada orang2 yg mengitari mereka penuh keharuan. Ia menceritakan bahwa tukang sapu itu adalah adik kandungnya sendiri, mereka adalah dua bersaudara yang sudah lebih 5 thn tidak bertemu. Kisah perpisahan mereka dimulai ketika orangtua mereka meninggal dunia beberapa tahun sebelumnya. Ayah mereka meninggalkan harta warisan yg sangat banyak, mencapai 17 juta Riyal (sekitar Rp. 42,5 Milyar). Bagaimana tdk, keluarganya adalah keturunan bangsawan & salah satu kakek mereka adalah mantan menteri di Bangladesh. Tapi saudara tuanya itu berbuat serakah. Ia tdk mau membagi harta peninggalan itu dgn adiknya. Beberapa kali si adik meminta pembagian warisan, tapi ia tdk mau. Bahkan, sang adik pernah dijebloskannya ke penjara karena menuntut haknya! Karena putus asa, akhirnya sang adik pergi meninggalkan Bangladeh. Ia pun menjadi pekerja imigran di Arab Saudi.

Hingga bertahun2 lamanya. 5 tahun terakhir, ia menjadi tukang sapu di Mekkah. Selepas kepergian adiknya itu, saudara tuanya pun diserang penyakit kanker ganas. Ini hukuman Allah atas kezaliman saya…”. Kenang haji tua itu sambil menangis & sejak itulah ia insyaf atas perbuatan serakahnya. Ber-tahun2 pula lamanya, ia berusaha mencari jejak sang adik. Ia bertanya kepada kawan2 adiknya, tapi tak satu pun yg tahu. Ia pun sudah membuat sayembara, siapa yg mengetahui alamat adiknya akan diberi imbalan yg besar. Namun kabar tak kunjung datang. Sang adik entah di mana rimbanya. Sementara penyakitnya semakin parah, hingga ia mengira umurnya takkan lama lagi. Hingga datang musim haji tahun 2012. Ketika ia hendak pulang ke tanah air, ia pun melaksanakan umrah terlebih dahulu. Ia bersama rombongannya pun berangkat ke Tanim, miqat di mana org Mekkah memulai umrah & di sanalah keajaiban itu terjadi. Di tempat inilah Allah Swt mempertemukannya dengan adiknya yg selama ini ia cari. Dilihatnya seorang pria muda tengah menyapu jalanan & ternyata itu adalah saudara kandungnya. Saat pertemuan itu, saudara tua itu meminta maaf kepada sang adik atas kezalimannya selama ini. Karena keserakahannya, sang adik hidup sengsara & terlunta2 sebagai tukang sapu di negeri org. Ia pun mengajak adiknya pulang. Ia sudah membagi harta peninggalan orangtua mereka seadil-adilnya. Bagian untuk sang adik sudah ia sisihkan & akan ia berikan tanpa mengambilnya sedikitpun, jumlahnya milyaran rupiah ditambah properti yg sangat banyak. Di tempat yg suci itu, sang adik memaafkan abangnya. Ia sama sekali tdk menaruh dendam. Bahkan dirinya merasa bahagia bisa tinggal di tanah suci ini. Di sini, ia menghabiskan waktu untuk bekerja & menghafal al-Quran. Kepada hadirin yang berkerumun di sekitar mereka, tukang sapu yang jadi milyuner itu mengatakan: Sungguh ini merupakan pelajaran yang besar dalam hidup saya. Saya sudah merasakan bagaimana rasanya menjadi org yg teraniaya.

Karena itu, saya berjanji tdk akan menganiaya siapa pun. Allah mengharamkan kezaliman atas diri-Nya & diharamkannya kezaliman itu atas hamba-hambaNya. arimir Husain berpelukan dgn saudara kandungnya yg telah insyaf (foto: Sabq) Kisah mengharukan itu menjadi buah bibir jemaah haji. Seorg penjual makanan cepat saji di kota Mekkah mengatakan kepada wartawan Sabg:
Saya sering bersedekah makanan kepada tukang sapu itu, tanpa saya pernah tahu ternyata dia adalah seorang milyuner. Demikian Semoga Bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar